Jumat, 31 Oktober 2014

Ku menatap eloknya langit sore
Membiaskan warna merah mempesona
begitu anggun dan menawanya
Menggugah hati yang kelabu
Mengungkap mulut yang tak bersua
Kemelut rasa bercampur dengan asa
Bertumpuk dalam satu kekesalan
dan dalam segudang penyesalan
Rabby....
Aku percaya ini adalah suratanmu
Ini juga adalah jalan taqdirku 
kuasamu yang kuyakini dan tak dapat seorang pun yang berkuasa
Agar aku tetap teguh berada dalam jalanmu
Cahayamu yang terangi jalanku
Wahyumu sebagai petunjuk hidupku
Rabby...
teguhkan aku dalam perasaan ini
bimbinglah aku dalam kemelut batin ini
Janganlah Sesal ini terus bersenayam dalam qalbu
Karna terlalu tertatih untuk aq bertahan
rabby....
Jika api bisa padam oleh air
Jika Panas dapat berganti kesejukan
Dan jika mentari dapat berganti embun dipagi
Akankah ku dapat  maki dalam senyuman?
Engkau yang maha tau 
Engkau jua yang maha menghadirkan
Namun salahkah aqu kala aku membalas
Raby....
ampukan tangan ini kala aku menyakitinya
Ampunkan langka ini kalaku salah dalam melangkah
Ampunkan lidah ini kalaku melukainya
Ampunkan fiqiran ini kala ku sering mengingatnya
ampunkan hati ini kalaku sedang mengharapkannya
Rabby...
Izinkan aku tuk hapus sesal; dalam sesaknya dada
Walau qu coba sulit untukku memaksa
Hati menolak otakku beku
napasku seakan tak terima akan sebuah kepura-puraan
darahku panas memungkiri kehendak hati
jika kau duri dalam bunga mawarku
Mengapa kau siksa aku dengan besitan rasa
Mengapa kau lukiskan luka dalam indahnya tawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar